Inovasi Pembelajaran TPS di Bawah Pohon: SMPN 10 Kota Bima Hadirkan Suasana Nyaman untuk Mengupas Ekonomi Digital

KOTA BIMA—SMPN 10 Kota Bima kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada Rabu (15/10/2025), Kepala SMPN 10 Kota Bima, Bapak Suhardin, S.Pd., MM, menyelenggarakan supervisi akademik terhadap pelaksanaan metode pembelajaran di kelas IX B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Penerapan Metode TPS dengan Sticky Notes
Kegiatan supervisi kali ini fokus pada penerapan motode pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang diperkaya dengan penggunaan media Sticky Notes. Pembelajaran IPS dengan tema Perkembangan Ekonomi Digital tersebut dipimpin oleh guru mata pelajaran, Bapak Syumardi, S.E
Bapak Syumardi yang akrab disapa Bang Samada ini merancang skenario pembelajaran yang tidak hanya mendorong kolaborasi tetapi juga memanfaatkan lingkungan sekolah secara optimal. Seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan di area bawah pohon yang rindang, menciptakan suasana belajar yang santai, nyaman, dan jauh dari kejenuhan.
“Saya melakukan supervisi ini untuk memastikan guru-guru kami menerapkan metode yang variatif dan menyenangkan,” ujar Bapak Suhardin, S.Pd., M.M. “Penggunaan catatan tempel dalam metode TPS ini memungkinkan setiap siswa, bahkan siswa pendiam sekalipun, untuk menyampaikan ide dan gagasan mereka secara tertulis sebelum didiskusikan bersama. Ini adalah cara efektif untuk mendorong partisipasi aktif dan berpikir kritis.”
Siswa Sambut Positif Suasana Baru
Menurut Bapak Suhardin, skenario pembelajaran yang dilakukan Bang Samada memberikan rasa antusias tinggi dari seluruh siswa. Siswa merasa lebih bebas, termotivasi, dan nyaman saat belajar di luar ruangan. Antusiasme ini diungkapkan oleh salah satu siswi kelas IX B, Gienike Ferdilah.
"Belajar di bawah pohon rasanya nyaman sekali, tidak tegang. Apalagi materinya tentang ekonomi digital yang menarik dan kami bisa menggunakan sticky note warna-warni untuk menulis ide. Saya berharap kegiatan belajar seperti ini bisa dilakukan oleh semua guru mata pelajaran lain," tutur Gienike.
Bapak Suhardin, yang dikenal sebagai Kepala Sekolah visioner ini, menegaskan bahwa inovasi ini sejalan dengan visi sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif.
Alam terbuka dan suasana nyaman dapat secara signifikan meningkatkan fokus dan kreativitas siswa. Metode pembelajaran TPS dengan catatan tempel di luar ruangan akan menjadi salah satu praktik baik yang akan kami dorong penerapannya di seluruh kelas,” tutup Bapak Suhardin.
Dengan adanya inovasi ini, SMPN 10 Kota Bima berharap dapat terus meningkatkan mutu pendidikan serta melahirkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di era digital dengan bekal pemikiran yang kreatif dan kolaboratif.[DEO]